2 Desember 2011

it's time to... "PERTANYAAN PEMBACA" :)

hari ini gue nulis 3 postingan sekaligus. rekor. *plok plok plok* dan postingan gue yang ke-3 ini pun masih tentang "penjara, sebut saja SEKOLAH". setelah beberapa jam postingan menyedihkan itu gue publish, gue nerima beberapa pertanyaan dari pembaca. maka dari itu gue nulis postingan ini. well, cekidot!
Di postingan "penjara, sebut saja SEKOLAH" kan  lo cerita lagi pada UAS kok lo malah maen futsal?
well, gue bingung mau jelasin mulai darimana. bukannya gue pamer, gue cuma pengen memperjelas cerita. gue anak kelas percepatan. kelas yang sebenernya sama sekali bukan jadi salah satu bagian dari impian gue. oke, balik ke topik, karna gue di kelas percepatan tadi, jadi UAS gue duluan. gue udah raportan, dan ini lagi santai. jadi pas yang lain UAS, gue sebenernya sih pelajaran, tapi sebagian guru repot ngurusin UAS jadi bisa maen futsal dulu gitu. hehe

Itu kejadiannya pagi ato kapan sih?
kejadiannya pagi. tepatnya waktu belum bel masuk pelajaran.

kisah lo di postingan "penjara, sebut saja SEKOLAH" itu udah detail belum? ya, kali ada yang belum diceritain gitu. kalo ada, buat postingan khusus buat detailnya dong :) hehe. makasih
sejujurnya, di postingan itu kejadiannya belum detail. masih ada gue yang ninggalin pelajaran n nangis di lapangan, support temen-temen gue, dst. oke, gue ceritain satu-satu
tepat setelah kejadian na'as itu menimpa gue, bel berbunyi. bel yang gak pernah gue harap kehadirannya. terlebih, di saat seperti ini. gue masuk ke lab. kimia (kelas sementara gue karna digusur buat UAS) yang gak jauh dari parkiran tadi. langkah gue lesu. sama sekali gak ada semangat buat masuk kelas, apalagi pelajaran. emosi gue masih menguasai segalanya. gak peduli apapun yang terjadi di sekitar gue. yang gue pengen saat itu cuma duduk, menyendiri, melupakan semua yang gue alami barusan. 

lab. kimia terasa suram, sesuram hati gue saat itu. gue coba ngontrol semua, hati, pikiran, emosi, senyum. senyum kepalsuan. senyum yang dipaksakan. senyum yang gue tujukan buat hati gue yang menangis. senyum yang tak ada gunanya. di lab, gue sama sekali gak konsen. pelajaran kimia sama sekali gak bisa memalingkan ingatan gue akan kejadian barusan. mata gue panas, gue mulai nangis. detik pertama, semua terasa normal kecuali temen sebelah yang sedari tadi sudah menyadari kemurunganku. juga tangisku. detik-detik berikutnya, beberapa mata mulai memperhatikanku. memperhatikan air mataku. merasa risih jadi perhatian seisi kelas, gue ijin ke kamar mandi. niatan awal cuma pengen cuci muka. tapi setelah gue lihat jalan kecil yang berakhir di lapangan belakang sekolah, niatan gue berubah. setelah cuci muka, jadilah gue menyusuri jalan tadi dan tujuan gue ke lapangan. teru pelajaran lo? ya, gue gak peduli sama pelajaran, apapun. yang gue pedulikan saat ini cuma satu : PERASAAN GUE. 

sesuai dugaan, lapangan hari itu sepi. gak ada satupun orang disana. bagus, batin gue. dari jauh gue lihat ada beberapa kursi kayu. teduh dan menghadap lapangan. sempurna. gue duduk. angin mulai membelai gue. lembut... di tengah lapangan gue lihat banyak kupu-kupu terbang kesana kemari tanpa peraturan tak masuk akal mengekang mereka. peraturan, untuk kesekian kalinya ingatan gue kembali ke kejadian tadi. dan untuk kesekian kalinya pula gue nangis. tapi yang ini beda. tangisan gue gak terasa sesak.

beberapa menit berlalu, tangisan gue terhenti karna suara riuh dari sebuah tempat di balik tembok tinggi pembatas sekolah. suara riuh itu perlahan berubah menjadi tawa. tawa lepas. jujur, gue iri. gue iri denger itu. gue iri denger tawa lepas... karna tawa gue telah direnggut tanpa sepengetahuan gue...

gue melangkah kembali menuju lab. keadaan berbeda. tak sesuram beberapa menit lalu. gue duduk, masih tetep di tempat gue sebelumnya. kali ini beberapa temen depan gue mulai memberanikan diri buat bicara sama gue. lebih tepatnya hati gue. "halah wes mbah -panggilan gue-, gak usah dipikir. pak satpam kuwi no pancen ngono. rodo' gendeng" (halah sudah mbah, gak usah dipikir. pak satpam itu memang begitu. agak gila) gue cuma tersenyum. kali ini sedikit ikhlas. temen gue yang lain akhirnya ikut memberanikan diri. gue seneng. mereka support gue.

bel pergantian pelajaran terdengar begitu nyaring. "koyoke guru mulok gak ngajar" (sepertinya guru mulok tidak mengajar) kata temen sebelah, menebak isi pikiran gue. tiba-tiba dari depan, dengan tampang promosi, salah satu temen gue cewek ngajak buat maen futsal "hoe ayo maen futsal! ayo...."

menurut gue, tampang itu cukup meyakinkan. cukup meyakinkan hati gue untuk berpaling dari kejadian tadi...

SEKIAN

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com